kenali Nabi kita yuu teman2 :)
Siapa
di antara Kita yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya
tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar ?
Siapa di antara Kita yang mampu menahan emosinya ketika membaca biografi
seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang
mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak
yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya
bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.”?
Duhai, kiranya kita
mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulia dari teladan
agung dalam kehidupan. Kita bergaul dengan orang lain, lihatlah
Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya
Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi
bantuan kepada orang yang pernah menahanku, dan memaafkan terhadap orang
yang mendzalimiku.”
sekiranya kita memperlakukan saudara seiman
kita, minimal sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan orang-orang
munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan
menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.
sekiranya kita
memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamd saw. memperlakukan
pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd saw. sedang
sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak
untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira
seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan
dirinya dari api neraka.”
“ ketika Seorang Yahudi menagih utang
kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan
banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut.
Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya
bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang
Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut
menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.
sekiranya kita
memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita,
sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena
kerabat dan kaum Muhamamd saw. menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya,
menolaknya, memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika
beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu
kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau
memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi
saksi dengan sabda beliau,
”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kaliah bebas.”
Sewaktu
Penduduk Thaif melempari Muhammad saw. sampai beliau berdarah-darah.
Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a,
:
”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”
luar
bisa, tak ada rasa benci dan dendam sedikitpun terhadap semua orang
yang telah menyakitinya, jauh sekali dengan sikap dan perilaku
orang-orang yang ‘ mengaku ‘ dirinya ‘ MUJAHID ‘ dan ’ DAI ’ saat ini
yang Suka mencaci, mengkafirkan, membid’ahkan, menghakimi bahkan
membunuh dengan alasan yang hanya bisa dipahami oleh mereka sendiri,
pukul dibalas pukul, sakit dibalas sakit dan bunuh dibalas bunuh memang
ada dan dibenarkan di dalam Al-Qur’an, tapi Allah dan Rosulullah lebih
menyukai kalo kita mengedepankan kata MAAF, manakah yang harus kita
dahulukan EMOSI kita atau Ridho Allah dan RosulNYA ?
Muhammad
saw. pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau
hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui
itu berlalu dengan sendirinya.
Suatu hari Beliau ditanya oleh
seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian
menjawab pertanyaannya. Muhamamd saw. juga membawa seorang anak kecil
yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganya mengajak
berjalan-jalan.
Muhammad saw. senantiasa menjaga kehormatan
seseorang, memuliakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang.
Muhammad saw. tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti,
dan tidak merendahkan seseorang.
Muhammad saw. ketika hendak
menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan
ini dan itu? Artinya, beliau tidak langsung menyalahkan orang tersebut.
Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, tidak melaknat dan juga
tidak keras perangainya. Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling
saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan
saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara
kalian.”
Muhamamd saw. merapikan sandalnya, menjahit bajunya,
menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal
makanan. Muhammad saw tidak suka pujian.
Muhamamd saw sangat
peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang
terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit,
mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap
perempuan, memuliakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan
anak-anak, dan menyayangi binatang.
Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw,
“Tidakkah
Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik,
yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena
manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”
Sahabat,
Boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh
terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid dan mujahid, namun ketika kita
membaca sirah kehidupan Muhammad saw. seakan-akan kita tidak mengenal
mereka selain diri Rosulullah SAW, kita tidak mengakui selain dirinya.
Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita,
pupus dalam pikiran kita tentu saja tanpa harus menghina mereka karena
prestasi dan keberhasilan mereka juga layak kita perhitungkan dan kita
contoh.
MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH